Ilustrasi by Daeng S |
Dalam rangka menyambut
idul fitri di tengah situasi pandemi, terjadi sebuah kebingungan di tengah
masyarakat mengenai keutamaan shalat 'id dan silaturahmi.
Menurut Mustasyar Pengurus
Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Garut KH. Aceng Mimar Hidayatullah hal yang harus menjadi catatan tidak ada sambungan keutamaan antara
shalat ‘id dan puasa Ramadhan. Ketika tidak dilaksanakan juga tidak mengurangi
kesempurnaan puasa, berbeda hal nya dengan zakat fitrah. Hal tersebut disampaikan
ketika kami temui di kediamannya Ponpes Hidayatul Faizin Bayongbong, Jum’at (22/05/2020).
“hukumnya sunah shalat ‘id
dan tidak ada sangkut pautnya dengan keutamaan puasa. Ketika shalat id kalau
ada seseorang yang terkena virus kan itu bisa menyebabkan penularan. Maka yang
terganggu kesehatannya tidak perlu melakukan shalat idul fitri” papar KH. Aceng
Mimar.
Kyai yang menjadi pengurus
DKM Mesjid Agung Garut ini menjelaskan pelaksanaan shalat idul fitri dan bersalaman
harus mempertimbangkan keadaan dan berorientasikan kepada kemaslahatan yang
harus diutamakan.
“karena tidak ada sangkut
pautnya dengan kesempurnaan ibadah puasa maka harus mengedepankan kemaslahatan,
seperti kaidah fiqh dar`ul mafasid muqadamun ala jambil mashalih artinya mencegah kerusakan atau kemadlaratan
harus lebih didahulukan daripada mengejar keutamaan. Karena ketika shalat idul
fitri adalah sunnah dan keadaan madlarat timbul maka ambilah terlebih dahulu
untuk mencegah madlarat. contohnya ketika melaksanakan sholat id kemudian
mendatangkan penyebaran virus lebih baik menghindari madlarat tersebut dengan
tidak melaksanakan shalat id” jelas KH. Aceng Mimar
Adapun ketika shalat ‘id
memang tetap diselenggarakan KH. Aceng Mimar menghimbau kepada seluruh warga
nahdliyin khususnya yang berada di jajaran Struktural pengurusan NU Kabupaten Garut
agar mematuhi protokol Kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah terutama menjaga
jarak dan memakai masker dan dilakukan dengan singkat.
“untuk para pemudik yang
baru, lansia orang yang sedang sakit atau yang rawan penyakit tidak usah ikut shalat id, khutbahnya juga tidak perlu
lama-lama cukup yang fardhunya saja tidak perlu muraqi, dan yang mesti
sekali diingat jangan bersalaman supaya Fardu kalaku sunah kalampah
mencegah penularannya dapat dan shalatnya juga dapat” tutup KH. Aceng Mimar
Semoga kita semua segera
terbebas dari wabah pandemi ini, agar dapat dapat mengerjakan rutinitas ibadah
dan kegiatan seremonial sebagaimana biasa yang sarat dengan kebersamaan sebagai
cerminan dari islam nusantara (Muhamad Dadan N)
untuk lebih lengkapnya bisa melihat video dibawah ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar