Garut. Dalam rangka menyongsong satu abad Nahdlatul Ulama, Pimpinan Cabang (PC) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Kabupaten Garut menggelar seminar pendidikan "Bedah Kurikulum Merdeka" sebagai persiapan guru dalam implementasi kurikulum merdeka di sekolah dan madrasah. Kegiatan itu dipusatkan di Aula STAI Al-Musaddadiyah Garut Kencong, Jl. Mayor Syamsu No.02 A, Jayaraga, Kec. Tarogong Kidul, pada Sabtu (17/09/22).
Ketua PC Pergunu Garut, Muhlis, S.Ag., M.Pd.I mengatakan dalam sambutannya, kegiatan yang dilaksanakan ini mendapatkan apresiasi langsung dari Pimpinan Pusat pergunu.
"Bahkan dalam setiap kegiatan, termasuk di kongres disampaikan, pergunu Garut itu luar biasa," katanya.
Berkaitan dengan dinamika penerapan kurikulum merdeka, ia menjelaskan beberapa nilai-nilai dari NU yang bisa dijadikan lantai dasar gerakan dalam melaksanakan pembelajaran.
"Di NU itu ada prinsip, Tawasuth, Tasamuh, Tawazun, Amar Ma'ruf Nahi Munkar, bagaimana guru-guru harus memberikan penghargaan, menghormati, dan mengedukasi nilai-nilai yang baik," ujarnya.
Muhlis menekankan guru-guru NU di samping mempunyai kompetensi kepribadian, sosial, pedagogik, profesional, namun harus juga paham tentang Ahlus Sunnah Wal Jama'ah.
Sementara itu, Dr. Ir. H. Abdusy Syakur Amin, M.Eng yang mewakili ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Garut menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini, dimana acara "Bedah Kurikulum Merdeka" merupakan rangkaian kegiatan menuju harlah satu abad NU yang akan dilaksanakan februari 2023 mendatang oleh PCNU Garut.
Dikemukakan, kegiatan seminar ini untuk menunjukkan eksistensi NU dalam pembangunan bangsa. Sebagai bagian yang memiliki kontribusi itu, terang Abdusy Syakur, mutlak harus menyiapkan diri untuk abad selanjutnya.
“Seminar ini merupakan persiapan warga NU secara khusus pergunu untuk menyiapkan proses pendidikan di masa yang akan datang, di era disrupsi kali ini, mau tidak mau kita harus melakukan penyesuaian, metodologi, dan cara-cara dalam mendidik anak bangsa,” ucapnya.
Sementara itu, H Saefulloh, M.Pd., ketua Pimpinan Wilayah (PW) NU Jawa Barat juga mengapresiasi atas digelarnya kegiatan tersebut. Menurutnya, Pergunu Garut merupakan salah satu kabupaten yang dapat dijadikan contoh dalam tata kelola organisasi yang baik dan terstruktur.
"Pergunu Garut ini luar biasa, bukan hanya di Jawa Barat, namun nasional, yang sudah terbentuk Pimpinan Ranting seluruhnya hanya kabupaten Garut,” ungkapnya.
lanjut ketua Pergunu Jabar, kader-kader pergunu harus mampu mempersiapkan setiap gerakannya melalui 4 (empat) akses, yaitu; Jaringan, finansial, sosial, dan pengetahuan, dan semua itu harus mengandung nilai manfaatnya.
“Bapak ibu semunya yang ada di pergunu ini, lihatlah 4 akses itu, dan siaplah kita untuk jadi pelopor, menjadi agen perubahan dan ingsyaalloh kita akan menjadi organisasi yang satu-satunya memberikan nilai manfaat, bagaimana kita bisa meningkatkan kualitas pendidikan khusunya di Jawa Barat, umumnya di Indonesia," tandasnya.
Diketahui, dalam kegiatan ini pergunu menghadirkan beberapa narasumber, diantaranya: Dirjen Pendidikan Islam Kemanag RI, Prof. Dr. H. Muhammad Ali Ramdhani, S.TP., M.T., Kepala Dinas Pendidikan Kab. Garut, Ade Manadin, S.Pd, M.Pd., Kepala Kementrian Agama Kab. Garut, Dr. H. Cece Hidayat, M. Si., dan Pimpinan STAI Al Musaddadiyah Garut, Dr. Nahdi Hadiyanto, M. Si. Diikuti sekita 500 lebih peserta, pembukaan seminar pendidikan "Bedah Kurikulum Merdeka" berjalan dengan lancar. ***
Pewarta; M.Y.A Sastradimadja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar