Breaking

Minggu, 23 Oktober 2022

Bersemi Di Hari Santri, Berjaya Diresolusi Jihad, Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan



 Oleh: Deni Saefulhamdani, S.Pd.I (Sekretaris MWC NU Bayongbong


Bismillahirrohmanirrohim

Ku awali tulisan ini dengan Asma Alloh yang maha Rahman dan Rahim. Karena sehebat apapun makhluk tidak akan mampu menandingi kholiknya. Tidak lupa sholawat dan salam semoga tercurahlimpahkan kepada baginda Rasullullah SAW. Yang lahir pada musim semi Rabiul Awal sebagai tanda akan tumbuh dan berbuah nya kejayaan islam. Dengan dasar isi resolusi jihad yang di prakarsai oleh Hadratussyeikh KH. Hasyim Asy’ari pada tanggal 22 Oktober 1945, yang menjadi dasar hari santri nasional. Hari santri tahun ini saya tidak dapat mengikuti rangkaian acara yang direncanakan sebelumnya karena kurang sehat, benak ini terus berbisik ada apa di 22 Oktober 2022. Begitu gagap gempitanya diperingati oleh seluruh rakyat Indonesia dari berbagai lapisan, tidak ada skat yang nampak hingga menjadi satu warna dan emosi, sebagaimana kutipan dari gus mus "siapapun yang berakhlak seperti santri dialah santri" ungkapan yang sangat bijak dan bermakna, memang semenjak dulu saya mengidolakan beliau sedikitnya tau banyak dari anaknya yang bernama kebalikan abahnya yaitu bisri mustofa yang dulu pernah se-almamater di Pondok Pesantren Al-Amien Madura. Beliau adik kelas saya.



Hari santri yang digelar di kabupaten Garut begitu menggema, tak terasa airmata menetes saat mendengar mars hari santri yang penuh makna, fikiran ini seperti membawa kembali (baca:flash back) 20 tahun yang lalu ketika menjadi santri. Kabupaten Garut merupakan kota santri dan banyak peninggalan para wali, yang tentunya basis karomahnya lebih kental dan nyata. Forum Pondok Pesantren (FPP) Kab. Garut periode 2022-2027 yang diketuai Oleh KH. Aceng Nurzaman Dari Pondok Pesanten Najaahaan salah satu dari Cucunya Pejuang Kemerdekaan dari Pondok Pesantren Al Falah biru yaitu KH. Badruzzaman yang memiliki Jiwa pejuang, juga termasuk salah satu perumus pancasila, namun tidak banyak dikenal di tanah kelahirannya. Beliau dalam usia 20 tahun lewat pemikirannya politiknya sudah memikirkan kemerdekaan dan keamanan Indonesia, mungkin di usia milenial kita sekarang yang ada dalam benak kita hanya tersirat cita-cita pribadi dan keinginan diri saja. Pengurus FPP kini terintegrasi dari berbagai pesanten besar di Garut, seperti ponpes Najaahan, ponpes Hidayatulfaizen Urug Nangoh, ponpes Fauzan, Ponpes Al-Falah Biru bahkan organisasi besar seperti NU, MUHAMMADIYAH, SI, PUI, bahkan organisasi alumni terbesar seperti HAMIDA terangkum menjadi satu, semoga membawa keberkahan bagi Garut dan Indonesia.



Rangkaian hari santri sebelum pelaksanaan upacara, malam harinya diadakan acara Ziaroh kepada wali-wali yang ada di Kabupaten Garut yang diikuti oleh ribuan santri sebagai bentuk rasa syukur dan mengharap Ridlo Birridlo secara ruhani, karena tidak akan ada kita tanpa ada kiprahnya para wali dan ulama. rangkaina ziaroh pun dimulai start dari makom Tanjungsinguru, Syeikh Nurhayayi, Sunan Cipancar dan berakhir di makom Syeikh Jafar Sidiq yang di pimpin oleh Aceng Nurwajah Dari ponpes Al Falah biru.


Benak ini berkata, Marilah kita cari hakikat Tuhan kita yang sama meskipun dengan cara yang berbeda-beda, berekspresilah dengan cintamu yang sama dengan gaya gayamu yang berbeda. Karena beda itu rahmat dari Allah, jangan sampai perbedaan itu menjadi laknat yang akhirnya semua terlanda. Yang timbul dari keegoan yang seyogianya ego dan keakuan itu milik alloh.


Mari kita sejenak kita merenungi firman Alloh Surat Al Baqoroh ayat:  138

“Shibghatallahi waman ahsanu minallahi shibghatan wanahnu lahu ‘aabiduun”


Terjemahan

"Sibgah Alloh." Siapa yang lebih baik Sibgah-nya daripada Allah? Dan kepada-Nya kami menyembah.


Tafsir Ringkas Kemenag RI

Keberagamaan dan keimanan seperti yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim itu merupakan shibgah atau celupan Allah. Siapa yang lebih baik sibgah-nya daripada Alloh? Tentu tidak ada. Dan kepada-Nya kami menyembah. Kata "celupan" pada ayat ini mengandung arti keimanan kepada Allah yang tidak disertai kemusyrikan sedikit pun. Makna ini ditegaskan oleh perkataan "dan hanya kepada-Nyalah, bukan kepada yang lain, kami menyembah". Ini juga mengindikasikan bahwa keberagamaan kita harus bersifat total sehingga seluruh totalitas kita terwarnai oleh celupan agama Allah itu.

 

Oleh Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Al-Bashri Ad-Dimasyqi:

Firman Allah subhanahu wa ta’ala:


"Sibgah Allah."

Menurut Ad-Dahhak, dari Ibnu Abbas, yang dimaksud dengan Sibgah ialah agama Allah.
Hal yang semakna telah diriwayatkan pula dari Mujahid, Abul Aliyah, Ikrimah, Ibrahim, Al-Hasan, Qatadah, Ad-Dahhak, Abdullah ibnu Kasir, Atiyyah Al-Aufi, Ar-Rabi’ ibnu Anas, dan As-Saddi.


Lafaz Sibgah dibaca nasab, yakni Sibgatallahi, adakalanya karena sebagai igra’ (anjuran), seperti pengertian yang terkandung di dalam firman lainnya, yaitu:(tetaplah atas) fitrah Allah.


(QS. 
Ar-Rum [30]: 30)

Dengan demikian, berarti makna Sibgatallahi ialah tetaplah kalian pada sibgah (agama) Allah itu. Ulama yang lain mengatakan bahwa lafaz sibgah dibaca nasab karena berkedudukan sebagai badal dari firman-Nya:(kami mengikuti)agama Ibrahim.


(QS. 
Al-Baqarah [2]: 135)

Sungguh luar biasa Alloh mengumpamakan keimanan, Fitrah, Agama dengan bahasa Sibgoh. Yang mana Sibgoh akan Nampak dengan berbagai corak tapi Sibgoh Alloh yang paling baik.


Hari santri kali ini ada geliat kebangkitan dan semangat resolusi yang selama ini terpendam di hati kita masing masing, disadari ataupun tidak, suka atau tidak suka resolusi jihad ini ditetapkan oleh presiden kita Bapak Joko widodo dengan Keppres Nomor 22 Tahun 2015. Tujuh tahun sudah hari santri ditetapkan semoga memberikan perubahan secara mental dan akhlak kita berbangsa dan bernegara. Karena resolusi itu akan terang apabila warna-warna yang berbeda melebur jadi satu, saya yakin jika semua lapisan bangsa ini bersatu dengan beragam perbedaan yang harmonis. Karena selama ini sillaturruh kita dengan pendahulu kita tidak terjalin secara kuat, karena sehebat apapun kita tidak akan punya berkah apabila kita tidak terjalin secara ruh dengan leluhur kita, apalah artinya kita apabila kita tidak terjalin secara ruh dengan wali-wali dan para ulama kita yang gigih memperjuangkan kemerdekaan dan resolusi jihad yang sesungguhnya. Dan nilai nilai itu semuanya bersumber dari pesantren. Kita bisa menjadi inisiator walaupun meskipun dirimu tidak menjadi actor karena keringat-keringat inisiaror yang akan mengguncang peradaban hingga menjadi laksana kasturi bisa dicium tapi tidak bisa diraba.



Dengan telah disahkannya Perda Pesantren oleh Pemerintah Kabupaten Garut, kita patut bersyukur, akhirnya setelah sekian lama ruang pendidikan keagamaan dilihat oleh pemerintah. Tentu ini juga sebagai kado yang spesial di momentum HSN tahun 2022.



Apakah ini saatnya kita Bangkit?

Apakah kini saatnya kita tampil maju ke depan?

Apakah saatnya kini kita bersama dengan warna-warna yang berbeda?

Apakah saatnya kini melebur dari semu warna primer dan sekunder menjadi kesatuan dari saru titik warna primer yang haqiqi? 


Wallohu Alam bisshowab.



E
ditor: M.Y.A Sastradimadja

 

Baca Juga: http://www.nugarut.or.id/2022/10/puisi-hsn-santri-untuk-negeri-dan-kaum.html

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar