Semarang. Sebagai sebuah Gerakan, Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) memiliki potensi yang cukup besar dalam mengawal berbagai isu mengenai keperempuanan dan isu-isu terkini yang mengusung prinsip keislaman, kebangsaan, kemanusiaan dan kesemestaan. Paradigma keadilan antara laki-laki dan perempuan menjadi dasar bagaimana KUPI ini diadakan; sebab pendukung dari KUPI ini ternyata tidak hanya berasal dari para aktivis dan ulama perempuan saja; tapi juga hadir beberapa ulama laki-laki kontemporer yang memiliki mindset yang terbuka serta berperspektif gender.
Baca Juga: http://www.nugarut.or.id/2022/11/mui-kabupaten-garut-sampaikan-duka-yang.html
Kongres yang diadakan selama 4 hari ini, mulai tanggal 23 hingga 26 November 2022, tidak hanya mengusung isu-isu lokal dan nasional saja; tapi isu-isu global juga tidak luput dari perhatian KUPI.
Hal ini terlihat dalam International Conference KUPI yang diadakan sebagai pembuka KUPI II yang diselenggarakan di UIN Walisongo Semarang, pada Rabu tanggal 23 November 2022. Sementara pembahasan yang memiliki focus pada isu-isu yang telah ditentukan dilanjutkan dalam kongres KUPI II yang diadakan di Pesantren Hasyim Asy’ari di Jepara pada tanggal 24-26 November 2022.
Acara Konferensi Internasional “The Role of Women Ulama in Preserving the Nationality, Humanity, and Integrity” KUPI dibuka oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin secara virtual. Pada kesempatan tersebut, Beliau mendorong peningkatan semangat ulama perempuan terdahulu yang mengusung keislaman, nasionalisme,dan kemanusiaan melalui KUPI agar bisa dikobarkan kembali dalam upaya menjawab tantangan bangsa yang saat ini semakin besar.
Selain mengundang ulama-ulama perempuan dan para aktivis dari berbagai wilayah nusantara; KUPI II juga menghadirkan peserta dari 31 negara, antara lain dari Afganistan, Australia, Belgia, Mesir, Prancis, Jerman, Hong Kong, India, Irak, Jepang, Kenya, Malaysia, Belanda, Nigeria, Pakistan, Filipina, Puerto Rico, Singapura, Sri Lanka, Swedia, Britania Raya, dan Amerika Serikat.
Baca Juga: http://www.nugarut.or.id/2022/11/lphb-nu-garut-desak-penegak-hukum-usut.html
Penyelenggaraan KUPI II diorganisir oleh berbagai organisasi besar Indonesia meliputi AMAN Indonesia, Alimat, Fahmina Institute, Rahima, Gusdurian, UIN Walisongo Semarang, dan Pesantren Hasyim Asy’ari Jepara; serta didukung oleh berbagai organisasi dan pesantren dari peserta KUPI.
Chotijah Fanaqi, Ketua Bidang Dakwah, Media, dan Pengembangan PC Fatayat NU Kab. Garut yang hadir sebagai peserta menuturkan, Konferensi Internasional “The Role of Women Ulama in Preserving the Nationality, Humanity, and Integrity” KUPI memiliki tiga termin dalam pelaksanaannya; termin pertama adalah sharing mengenai pengalaman Ulama perempuan Indonesia dalam upaya membangun peradaban; termin kedua berisi presentasi dari para panelis, yang dilanjut dengan termin ketiga berisi diskusi kelompok yang membahas rencana aksi dalam upaya memajukan peradaban Muslim dan gerakan ulama perempuan baik di tingkat regional maupun di tingkat global.
Dirinya berharap penyelenggaraan Konferensi Internasional “The Role of Women Ulama in Preserving the Nationality, Humanity, and Integrity” KUPI ini menjadi gerbang awal terbangunnya solidaritas kaum perempuan dalam mengawal berbagai isu-isu keadilan gender.
"Melalui KUPI, organisasi-otganisasi perempuan akan semakin solid dan mampu mendukung satu sama lain sehigga woman support woman itu bisa teraplikasi nyata, karena ini menjadi PR besar kaum feminis sampai saat ini," tutupnya saat dikonfirmasi tim medianugarutonline, pada Kamis (25/11/22) sore. ***
Editor: M.Y.A Sastradimadja
Baca Juga: http://www.nugarut.or.id/2022/11/hadiri-rakernas-lwp-pcnu-garut-harapkan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar