Garut. Dalam Focus Group Discussion (FGD) lintas Iman, Pimpinan Cabang (PC) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Garut mengatakan bahwa Kehidupan harmoni ini dibentuk dari kita, oleh kita, dan untuk kita.
"Maka menjadi keniscayaan agar kegiatan semacam ini disupport tidak hanya oleh pemerintah tapi juga oleh seluruh elemen masyarakat sebab efeknya akan berdampak bagi kita sebagai anak bangsa, sehingga kehidupan harmoni ini dibentuk dari kita, oleh kita, dan untuk kita," tutur Chotijah Fanaqi selaku Ketua Bidang Dakwah, Media, dan Pengembangan PC Fatayat NU Kab. Garut di Bukit Alamanda, pada Sabtu (14/01/23) kemarin.
Baca Juga: http://www.nugarut.or.id/2023/01/fatayat-nu-garut-gelar-fgd-lintas-iman.html
Lanjut Chotijah menyebut, tak jarang, konflik yang melibatkan isu agama bersumber dari prasangka negatif di tengah masyarakat. Prasangka tersebut muncul karena minimnya dialog antara kelompok umat lintas agama. hal itu menjadi salah satu atensi dalam gerakan ini.
"Minimnya dialog lintas iman mungkin bisa saja meningkatkan prasangka antar-umat, ini menjadi atensi khusus di kabupaten Garut sendiri," ujar Chotijah yang juga selaku PIC Program Jisra-PW Fatayat NU Jabar.
Chotijah menilai, minimnya dialog lintas iman tidak terlepas dari beberapa faktor. Pertama, para pemuda dan mahasiswa di Garut lebih banyak aktif dalam dunia gerakan politik ketimbang kemanusiaan dan keberagaman.
"Aktivitas ini mungkin lebih menguntungkan bagi mereka karena investasi politik jangka panjang," katanya.
Selain itu, gerakan kemanusiaan melalui dialog lintas iman belum dianggap sebagai suatu hal yang sangat penting.
"Ormawa (organisasi mahasiswa) dan ormas dari lintas agama sebetulnya ada dan banyak. Namun, dialog lintas iman ini sepertinya masih tidak terlalu dianggap penting," tutur dia.
Baca Juga: http://www.nugarut.or.id/2023/01/lantik-pr-nu-sirnagalih-mwc-nu.html
Di sisi lain, kata Chotijah, sebagian masyarakat masih ada yang memandang dialog lintas iman sebagai hal tabu untuk dilakukan. Menurut dia, inisiatif penyelenggaraan dialog lintas iman dapat berujung pada pembubaran dan intimidasi dari kelompok-kelompok radikal.
Kendati demikan, ia menegaskan, Fatayat NU Garut melalui program Jisra PW Fatayat NU Jabar akan terus berkomitmen untuk mengampanyekan toleransi dan keberagaman.
Caranya, dengan merangkul lebih banyak tokoh agama, aktivis, dan influencer dari berbagai latar belakang, serta membangun komunikasi antara komunitas pemuda lintas agama.
Ia mengharapkan agar FGD terbatas sebagai tindak lanjut dialog kebangsaan ini menjadi tanda bahwa masyarakat kita mengharapkan kehidupan keberagaman yang kondusif dan harmoni di atas perbedaan yang ada.
"Mudah-mudahan rencana tersebut dilancarkan agar semua umat bisa merasakan dampak positif dari persatuan dan kesatuan," tutupnya.
Editor: M.Y.A Sastradimadja
Baca Juga: http://www.nugarut.or.id/2023/01/gelar-seminar-parenting-pac-fatayat-nu.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar