Garut. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten
Garut menggelar kegiatan pengajian akbar bersama Prof Nadirsyah Hosen atau
Gus Nadir dengan tema "Membedah Khazanah Fiqih Sosial di
Zaman Medsos".
Acara yang
dilaksanakan di Masjid Agung Garut ini dihadiri ribuan masyarakat Garut
khususnya warga Nahdliyyin termasuk jajaran pemerintah, mulai dari ketua MUI,
Kemenag, dan ditayangkan langsung di Chanel Youtube Nugarutonline.
Selain
menjadi Rais Syuriyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU)
Australia dan Selandia Baru, Gus Nadir sendiri adalah pakar hukum Islam dan
akademisi termuka bertaraf Internasional.
Dalam kesempatan
ini, Gus Nadir menyampaikan beragam permasalahan sosial yang seringkali
terjadi di media sosial dan bergerak ke dunia nyata.
"Ini fikih sosial
yang berkaitan dengan medsos, jadi selama ini kita kan fikihnya itu fikih
ibadah," katanya.
Dokumentasi salah satu peserta bertanya kepada Gus Nadir (Dok. Istimewa).
Kemudian Gus Nadir
menekankan pentingnya pendekatan fiqih sosial untuk memahami hukum Islam di era
digital. Ia memaparkan bahwa medsos telah menghadirkan tantangan baru yang
memerlukan pembaruan perspektif dalam fiqih Islam.
"Fiqih kita
selama ini lebih sering berbasis pada pendekatan tradisional. tentu tidak
salah, akan tetapi dengan hadirnya mesdos, pendekatan tersebut sangat perlu
diperluas. tidak cukup hanya melihat dari halal atau haram," tambahnya.
Ia juga menyoroti
beberapa fenomena seperti judi online (Judol), yang menurut Gus Nadir tidak
cukup dilarang secara hukum, akan tetapi memerlukan solusi yang komprehensif.
"Dengan
mengatakan haram terhadap judol, apakah masalah selesai? Tidak!. Platrform
tersebut menghadirkan tantangan baru yang memerlukan pendekatan fiqih
sosial," tegasnya.
Menurutnya, fiqih
sosial memungkinkan penerapan hukum Islam dengan mempertimbangkan konteks
sosial dan perubahan zaman.
"Fenomena media
sosial ini sangat membutuhkan pendekatan fiqih sosial. Kita perlu meresponnya
dengan kerangka fiqih yang relevan tetapi tetap sesuai dengan tuntunan
Islam," tambahnya.
Pembacaan Do'a oleh
Rois Syuriah PCNU Garut, Kh. Rd. Amin Muhyiddin Maulani (Dok. Istimewa).
Sementara
itu, Sekertaris PCNU Kabupaten Garut Ir. Deni Ranggajaya mengatakan bahwa
kehadiran Gus Nadir membedah bagimana fikih sosial yang belum banyak diketahui
oleh masyarakat.
"Kehadiran Gus
Nadir ini bagimana membedah fikih sosial antar sesama atau dengan masyarakat
dan bagaimana kita bergaul dengan masyarakat menggunakan fiqih sosial gitu
contoh toleransi radikalisme," ucapnya saat ditemui di lokasi.
Ia berharap, melalui
kegiatan ini dapat memberikan wawasan yang relevan dan solutif untuk menjawab
tantangan umat Islam di era digital.
Baca Juga: http://www.nugarut.or.id/2023/08/fatayat-gelar-silaturahim-kebudayaan.html
Pewarta : Sastradimadja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar